Rabu, 16 November 2011

perusahaan yang pernah mengalami masalah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dalam dunia usaha, suatu perusahaan tidak selalu berjalan dengan baik, dan acapkali keadaan keuangannya sudah sedemikian rupa sehingga perusahaan tersebut tidak lagi sanggup membayar utang-utangnya. Hal demikian dapat pula terjadi terhadap perorangan yang melakukan suatu usaha.
Dapat dikatakan bahwa kehidupan suatu perusahaan dapat saja dalam kondisi untung atau keadaan rugi. Kalau keadaan untung, perusahaan berkembang dan berkembang terus, sehingga menjadi perusahaan raksasa. Sebaliknya, apabila kondisi perusahaan menderita rugi, maka garis hidupnya menurun. Jadi garis hidup suatu perusahaan pada suatu saat naik dan pada saat lain menurun, begitu seterusnya, sehingga garis hidup perusahaan itu merupakan garis yang menaik dan menurun seperti grafik. Sebagian perusahaan dapat mempertahankan hidupnya, tetapi sebagian tidak dapat mempertahankan lagi hidupnya, akhirnya perusahaan tersebut terpaksa gulung tikar.
Berikut adalah informasi yang diterima mengenai masalah ketepatan waktu pelaporan audit. Pelaksanaan audit internal pada bagian operasional yang dilakukan untuk triwulan pertama pada tahun 2010. Pelaksanaan audit yang seharusnya dimulai 5 Mei 2010 dan selesai tanggal 28 Mei 2010, pelaporan hasil pemeriksaan mundur hingga tanggal 31 Juni 2010. Kemudian untuk pemeriksaan triwulan pertama tahun 2011 yang akan dilaksanakan pada bulan Mei pun akan mengalami keterlambatan pula dalam pelaporan hasil audit dalam surat perintah, audit triwulan pertama tahun 2011 dimulai tanggal 18 Mei 2011 dan selesai tanggal 3 Juni 2011. Namun dilihat dari jadwal pemeriksaan laporan hasil audit selesai pada 17 Juli 2011.
Sebagai orang yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam hal mengawasi jalannya kegiatan financial maupun kegiatan operasional , maka sudah sepantasnya apabila orang yang berada dalam jajaran departemen internal audit ini merupakan para profesional yang benar-benar memiliki kemampuan yang sangat memadai. Paling tidak seorang auditor harus memiliki pemahaman yang cukup kuat baik mengenai ilmu accounting dan auditing (secara teknis) di samping kemampuan memahami segala aspek yang menyangkut bidang bisnis operasional perusahaan. Namun tak jarang di jumpai seorang auditor internal yang memiliki kemampuan teknis dan pengalaman kerja yang minim dibanding dengan persyaratan yang diperlukan dalam melakukan tugas auditnya. Salah satu dapat dikatakan sorang auditor internal tersebut professional adalah dengan memiliki sertifikasi QIA. Penyandang gelar QIA tersebut merupakan pengakuan bahwa auditor internal tersebut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sejajar dengan kualifikasi auditor internal kelas dunia. Namun dalam prakteknya yang terjadi pada PT. PINDAD (Persero) adalah masih sedikit pegawai di Satuan Pengawas Internal memiliki sertifikasi bahkan masih ada pegawai yang belum melaksanakan pendidikan yang berkelanjutan mengenai profesi audit internal.
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui masalah yang pernah dialami pada PT. PINDAD di sektor kemampuan professional dan independensi auditor internal terhadap kualitas laporan audit pada PT. PINDAD (Persero).


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Etika Bisnis
Pengertian etika berbeda dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Prancis etiquetteyang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama menusia. Sementara itu etika, berasal dari bahasa Latin, berarti falsafah moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama. Etika merupakan filsafat / pemikiran kritis dan rasional mengenal nilai dan norma moral yg menentukan dan terwujud dalam sikap dan pada perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok.(sebuah ilmu : pengejawantahan secara kritis ajaran moral yang dipakai).

Mengapa Etika Bisnis Diperlukan ?
1. Para Pelaku Bisnis dituntut Profesional
2. Persaingan semakin tinggi
3. Kepuasan konsumen faktor utama
4. Perusahaan dapat dipercaya dalam jangka panjang
5. Mencegah jangan sampai dikenakan sanksi-sanksi pemerintah pada akhirnya mengambil
keputusan.

Sikap Bisnis Ditunjukan Dalam Hal
-Intergrity : Bertindak jujur & benar
-Manner : Tidak Egois
-Personality : Kepribadian
-Aparance : Penampilan
-Consideration : Memahami sudut pandang lain dalam berfikir selama berbicara.

Etika Bisnis Dlm Penggunaan Hak Milik Intelektual :
1.Hak Cipta : Pencipta / penerima hak untuk mengumumkan ciptaannya.
2.Hak Paten : Negara ; penemuan teknologi
3.Hak Merek : Tanda , gambar, tulisan, pembeda barang & jasa.
Bisnis ; “Business” ; Kegiatan Usaha.
Bisnis ; Kegiatan yang bertujuan mengutamakan keuntungan dengan memperhitungkan rugi laba, mengutamakan What I Have To Get , Not What I have To Do.

Kegiatan Bisnis Di Kelompokan Dalam 3 Bidang :
1.Kegiatan Perdagangan : jual-beli
2.Bisnis dalam arti kegiatan industri
3.Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa.
Mempraktikkan bisnis dengan etiket berarti mempraktikkan tata cara bisnis yang sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling menghormati. Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap menghadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap di mana kita tergabung dalam organisasi. Itu berupa senyum — sebagai apresiasi yang tulus dan terima kasih, tidak menyalah gunakan kedudukan, kekayaan, tidak lekas tersinggung, kontrol diri, toleran, dan tidak memotong pembicaraan orang lain.
Dengan kata lain, etiket bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan, menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Berbisnis dengan etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak berlaku jujur dengan pegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun pesaing dan masyarakat, maka ia dikatakan tidak etis dan tidak bermoral.
Intinya adalah bagaimana kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi. Dengan kata lain, etika bisnis untuk mengontrol bisnis agar tidak tamak. Bahwa itu bukan bagianku. Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis.Untuk meraih keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran moral. Praktik curang ini bukan hanya merugikan perusahaan lain, melainkan juga masyarakat dan negara. Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh subur di banyak perusahaan.
Ketika ekonomi Indonesia tumbuh pesat dalam sepuluh tahun terakhir, banyak pendatang baru di bisnis. Ada pedagang yang menjadi bankir. Banyak juga pengusaha yang sangat ekspansif di luar kemampuan. Mereka berlomba membangun usaha konglomerasi yang keluar dari bisnis intinya tanpa disertai manajemen organisasi yang baik. Akibatnya, pada saat ekonomi sulit banyak perusahaan yang bangkrut. Pelanggaran etik bisnis di perusahaan memang banyak, tetapi upaya untuk menegakan etik perlu digalakkan. Misalkan, perusahaan tidak perlu berbuat curang untuk meraih kemenangan. Hubungan yang tidak transparan dapat menimbulkan hubungan istimewa atau kolusi dan memberikan peluang untuk korupsi.
Etika bisnis tidak akan dilanggar jika ada aturan dan sangsi. Kalau semua tingkah laku salah dibiarkan, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Repotnya, norma yang salah ini akan menjadi budaya. Oleh karena itu bila ada yang melanggar aturan diberikan sangsi untuk memberi pelajaran kepada yang bersangkutan.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menegakkan budaya transparansi antara lain:
1. Penegakkan budaya berani bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya. Individu yang mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi. Untuk menyatakan kebenaran kadang dianggap melawan arus, tetapi sekarang harus ada keberanian baru untuk menyatakan pendapat.
2. Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas. Bukan berdasarkan kedekatan dengan atasan, melainkan kinerja.
3. Pengelolaan sumber daya manusia harus baik.
4. Visi dan misi perusahaan jelas yang mencerminkan tingkah laku organisasi.
2.2. Contoh Kasus
PT. PINDAD (Persero) yang bergerak dibidang industri pembuatan senjata, amunisi dan peralatan sistem senjata untuk TNI dan Polri, Pembuatan laporan audit internal dapat dikatakan belum memenuhi standar kualitas laporan audit internal. Hal ini dapat dilihat dari laporan audit yang dibuat oleh auditor internal yang dinilai belum tepat waktu dalam penyampaian laporan audit internal tersebut. Dampak dari permasalahan tersebut adalah terhambatnya tujuan dari pelaksanaan audit internal. Keterlambatan tersebut menyebabkan pihak manajemen tidak akan memiliki pengetahuan lengkap atas kondisi yang terjadi di perusahaan dan akan memperlambat pengambilan keputusan atau memberikan rekomendasi untuk dilakukannya tindakan perbaikan yang dibutuhkan atas masalah yang terjadi pada perusahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya. Seorang auditor internal harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksa. menurut Hiro Tugiman, dikatakan mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Tujuan utama dari audit adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa yang diperiksa disajikan secara lengkap dan didasarkan pada analisis yang obyektif. Artinya kualitas laporan, khususnya yang penting, tidak boleh dikompromikan karena alasan apapun. Tidak boleh ada situasi yang membuat seorang auditor merasa tidak dapat memberikan pendapatnya yang obyektif. Karena dengan adanya laporan audit internal tersebut, perusahaan dapat mengetahui informasi-informasi tentang sejauh mana efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi kinerja selama ini, dan selanjutnya menjadi dasar pertimbangan bagi manajemen untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan guna meningkatkan kinerja perusahaan.
Sehubungan dengan manfaat dan tujuannya yaitu sebagai dasar pertimbangan dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan, maka diperlukan suatu laporan audit internal yang berkualitas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka auditor dituntut untuk lebih bertanggung jawab terhadap hasil pemeriksaan yang dilakukan, dengan mendasarkan pada kode etik dan standard profesi. Laporan audit merupakan satu-satunya dari produk unit audit internal yang secara teratur dilaporkan kepada manajemen senior, dewan direksi, dewan komisaris, dan komite audit. Tuntutan terhadap laporan audit yang berkualitas semakin penting, yaitu laporan audit harus memenuhi kriteria objektif, jelas, singkat, konstruktif, dan tepat waktu dalam penyampaiannya. Tuntutan ini adalah hal yang wajar karena telah berbagai penelitian yang mengemukakan bahwa terjadinya tata kelola perusahaan yang buruk diantaranya disebabkan oleh pelaporan yang buruk dari auditor internal.
Komitmen terhadap independensi juga harus diimplementasikan oleh internal auditor dalam menetapkan metode, cara, teknik, dan pendekatan audit yang dilaksanakan. Kebebasan dan sikap mental internal auditor tercermin dari laporan internal audit yang lengkap, obyektif serta berdasarkan analisa yang cermat dan tidak memihak.
Pengaruh kurangnya profesional dan tingkat independen seorang auditor internal dapat menimbulkan kegagalan dan penipuan karena sebagian besar dari audit yang dilakukan tidak diakui.

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas maka pada PT. PINDAD harus memiliki Seorang auditor internal harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksa, dikatakan mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Sebagai orang yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam hal mengawasi jalannya kegiatan financial maupun kegiatan operasional , maka sudah sepantasnya apabila orang yang berada dalam jajaran departemen internal audit ini merupakan para profesional yang benar-benar memiliki kemampuan yang sangat memadai. Komitmen terhadap independensi juga harus diimplementasikan oleh internal auditor dalam menetapkan metode, cara, teknik, laporan internal audit yang lengkap, obyektif serta berdasarkan analisa yang cermat dan tidak memihak.